Aimmatun, Nisak (2014) UMPATAN BAHASA MADURA DI KALANGAN MASYARAKAT DESA SERA BARAT: TELAAH SOSIOPRAGMATIK. Skripsi thesis, STKIP PGRI Sumenep.
Text (Cover)
1.cover.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text (Abstraksi)
6. ABSTRAK.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text (Daftar Isi)
8. DAFTAR ISI.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text (BAB I)
9. BAB I.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text (BAB II)
10. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text (BAB III)
11. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text (BAB V)
13. BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text (BAB IV)
12. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text (Daftar Pustaka)
15. DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text (BAB VI)
14. BAB VI.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK Aimmatun Nisak, 2013, Umpatan Bahasa Madura di Kalangan Masyarakat DesaSera Barat: Telaah Sosiopragmatik. Kata kunci : Umpatan berdasarkan gender, situasi dan makna umpatan. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada sesama. Banyak cara yang bisa dilakukan agar pesan sampai kepada mitra tutur yaitu dengan ketus, penuh rasa hormat, nada prihatin, menyindir, senang dan sebagainya. Dalam hal ini, mitra tutur dapat menduga apakah si penutur kesal, senang, sedih, marah atau kecewa, sehingga bisa memahami maksud dari penutur. Bahasa yang digunakan manusia sangat beragam. Salah satu keragaman tersebut yaitu karena adanya letak geografis. Masyarakat Madura menggunakan bahasa Madura sebagai alat komunikasi dalam aktivitas sehari-hari. Bahasa madura mengenal stratifikasi tutur. Bahasa Madura yang paling kasar dan dianggap tabu kerap kali digunakan untuk mengumpat. Bentuk kata tabu tersebut ada yang bersifat mewakili perempuan, laki-laki maupun keduanya. Kata tabu muncul pada situasi dan dengan maksud tertentu. Berangkat dari latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengkaji umpatan bahasa Madura di kalangan masyarakat desa Sera Barat. Penelitian ini mengambil titik fokus pada tiga persoalan, yaitu situasi pemicu umpatan, bentuk umpatan berdasarkan gender, dan makna umpatan. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori sosiopragmatik dan tabu bahasa. Kedua teori tersebut dijadikan kerangka berpikir penulis dalam mengamati fenomena yang muncul di lapangan mengenai umpatan bahasa Madura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif melalui teknik simak dan catat. Objek penelitian ini yaitu umpatan bahasa Madura dengan person sebagai sumber data. Person yang dimaksud adalah masyarakat Desa Sera Barat yang menggunakan bahasa Madura dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini, penulis menemukan umpatan bahasa Madura dikenal dengan istilah mameso, ca’-ngoca’e dan parsemon. Ketiganya merujuk pada umpatan yang menggunakan kata tabu. Situasi yang memicu munculnya umpatan tersebut yaitu situasi marah dan santai atau bercanda. Situasi tersebut tidak pernah terlepas dari para partisipannya. Umpatan Bahasa Madura berdasarkan gender ditentukan dari kata-kata yang dianggap tabu yang dapat mewakili perempuan (feminin), laki-laki (maskulin), dan keduanya (netral). Makna umpatan tersebut terdiri dari makna leksikal dan makna kontekstual.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Umpatan berdasarkan gender, situasi dan makna umpatan. |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | Mufti Syaifuddin |
Date Deposited: | 24 May 2018 02:30 |
Last Modified: | 24 May 2018 02:30 |
URI: | http://repository.stkippgrisumenep.ac.id/id/eprint/142 |
Actions (login required)
View Item |